Jumat, 16 Maret 2012

usul penelitian Mikoriza dan bacillus

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia. Tanah yang subur adalah tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal melalui penyediaan unsur hara dalam keadaan seimbang dan didukung dengan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Tanah-tanah yang relatif subur adalah tanah-tanah yang berasal dari gunung berapi atau bahan alluvial baru. Tanah ini telah banyak digunakan untuk pertanian ataupun nonpertanian. Menurut Prof. Dr. Ir H. Bambang Hendro Sunarminto, S. U, Urutan kesuburan sembilan jenis tanah mineral adalah tanah Andisol, Mollisol, Vertosol, Alfisol, Inceptisol, Entisol, Ultisol, Oxisol dan Spodosol sednagkan jenis tanah yang digunakan untuk penelitian adalah tanah Inceptisol.
Inceptisol adalah salah satu tanah pertanian yang tersebar paling luas di Indonesia, sekitar 70,25 juta ha atau 37,5 % dari wilayah daratan Indonesia. (Munir, 1996). Tanah Inceptisol tergolong tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno, 1993). Walaupun tergolong tanah subur tanah Inceptisol memiliki berbagai kendala. Kendala pada tanah tersebut adalah pH tanah yang cukup masam, daya fiksasi P tinggi, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa rendah dan pencucian hara cukup tinggi. Menurut Donahue (1983 dikutip Munir, 1996), produltivitas tanah Inceptsol dapat ditingkatkan jika pengelolaan terhadap pemupukan dan pengolahan tanah serta teknik budidaya dilakuakan secara tepat. Pemupukan P pada tanah Inceptisol memiliki tingkat efisiensi yang rendah (< 30%) disebabkan terikatnya P oleh Al dan Fe sehingga peyerapan P oleh akar tanaman juga rendah dan sebagian besar tersisa dalam tanah. Kesuburan alami tanah Inceptisol umumnya terdapat pada lapisan atas yang tebal dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang terjadi bukan hasil dari illuviasi, reaksi tanah yang tidak terlalu masam merupakan sifat-sifat tanah Inceptisol yang sering sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman, tetapi terdapat juga tanah Inceptisol yang bermasalah yaitu yang mengandung horizon sulfurik (cat clay) yang sangat masam yang mempengaruhi sifat kimia tanah seperti kurang tersedianya unsur-unsur hara bagi tanaman (Hardjowigeno, 2003). Pemanfaatan tanah Inceptisol untuk tanaman pangan umumnya terkendala oleh sifat-sifat kimia tersebut yang dirasakan berat bagi petani untuk mengatasinya, karena kondisi ekonomi dan pengetahuan yang umumnya lemah. Upaya untuk mengatasi kendala pada tanah Inceptisol dilakukan dengan cara pemberian pupuk hayati mikroriza beragensi Bacillus sp. B-46, yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat mengurangi pemakaian pupuk dan pestisida sintetis, serta meningkatkan pendapatan petani.
Aplikasi pupuk hayati mikoriza beragensi bacillus sp. B-46 pada tanaman kedelai dan cabai dapat meningkatkan serapan P, mengurangi pemakaian pupuk NPK sebesar 42-49 % dan mengurangi pemakaian pestisida sintetis 20-29 % (Rokhminarsi et. al., 2009). Pemberian pupuk hayati Mikoriza bersimbiosis Bacillus sp. B-46 saja tidak akan memberikan hasil yang maksimal untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk N-P-K juga sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman khususnya tanaman Cabai. Jenis pupuk N-P-K yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk ZA, pupuk SP-36, dan Pupuk KCl yang penggunaannya masing-masing disesuaikan dengan dosis anjuran.
Aplikasi pupuk dilakukan dengan penambahan pupuk hayati mikoriza beragensia Bacillus sp. B-46 dan pupuk N-P-K, maka diharapkan dalam penelitian ini dapat memperoleh hasil yang maksimal dan berkualitas sesuai yang dikehendaki.

A. Permasalahan dalam Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan timbul suatu permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah pupuk hayati mikoriza beragensi Bacillus sp. B-46 dapat mengurangi dosis penggunaan pupuk sintetis atau buatan pabrik?
2. Apakah pupuk hayati mikoriza beragensi Bacillus sp. B-46 efektif dalam meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman Cabai pada tanah Inceptisol?







B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1. Menguji formula pupuk hayati mikoriza beragensi Bacillus sp. B-46 terhadap ketersediaan dan serapan hara P oleh tanaman Cabai Merah pada tanah Inceptisol.
2. Mengetahui pengaruh pupuk hayati Mikoriza beragensi Bacillus sp. B-46 dan dosis pupuk N-P-K terhadap ketersediaan dan serapan hara P oleh tanaman Cabai Merah pada tanah Inceptisol.
3. Mengetahui pengaruh dosis pupuk N-P-K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Cabai Merah.

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan informasi yang tepat tentang peranan pupuk hayati terhadap beberapa sifat kimia tanah Inceptisol (pH dan Al-dd).
2. Mendapatkan informasi yang tepat mengenai pengaruh interaksi pupuk hayati mikoriza beragensi Bacillus sp. B-46 dan pupuk N-P-K terhadap produksi tanaman Cabai dan beberapa sifat kimia tanah Inceptisol.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan yang tepat mengenai dosis pupuk hayati dan N-P-K dalam memperbaiki produksi tanaman Cabai Merah dan kesuburan tanah Inceptisol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar